1shop’s Blog

November 24, 2008

Benarkah Susu UHT lebih Baik dari Susu Formula ?

Filed under: Article, ASI, Bayi, Kesehatan — 1shop @ 11:30 pm

Susu merupakan sumber gizi terbaik bagi mamalia yang baru dilahirkan. Susu disebut sebagai makanan yang hampir sempurna karena kandungan zat gizinya yang lengkap. Selain air, susu mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim, gas serta vitamin A, C dan D dalam jumlah memadai. Manfaat susu merupakan hasil dari interaksi molekul-molukel yang terkandung di dalamnya.

Susu segar merupakan cairan yang berasal dari kambing sapi sehat dan bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun (SNI 01-3141-1998). Dalam prakteknya sangat kecil peluang kita untuk mengonsumsi susu segar definisi SNI tersebut di atas. Umumnya susu yang dikonsumsi masyarakat adalah susu olahan baik dalam bentuk cair (susu pasteurisasi, susu UHT) maupun susu bubuk.

Susu pasteurisasi merupakan susu yang diberi perlakuan panas sekitar 63-72 derjat Celcius selama 15 detik yang bertujuan untuk membunuh bakteri patogen. Susu pasteurisasi harus disimpan pada suhu rendah (5-6 derjat Celcius) dan memiliki umur simpan hanya sekitar 14 hari.

Susu bubuk berasal susu segar baik dengan atau tanpa rekombinasi dengan zat lain seperti lemak atau protein yang kemudian dikeringkan. Umumnya pengeringan dilakukan dengan menggunakan spray dryer atau roller drayer.

Umur simpan susu bubuk maksimal adalah 2 tahun dengan penanganan yang baik dan benar. Susu bubuk dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu susu bubuk berlemak (full cream milk prowder), susu bubuk rendah lemak(partly skim milk powder) dan susu bubuk tanpa lemak (skim milkprowder) (SNI 01-2970-1999).

Susu UHT (ultra high temperature) merupakan susu yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang singkat (135-145 derjat Celcius) selama 2-5 detik (Amanatidis, 2002). Pemanasan dengan suhu tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme (baikpembusuk maupun patogen) dan spora. Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak berubah seperti susu segarnya.

Proses Susu UHT

Susu cair segar UHT dibuat dari susu cair segar yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang sangat singkat untukmembunuh seluruh mikroba, sehingga memiliki mutu yang sangat baik. Secara kesuluruhan faktor utama penentu mutu susu UHT adalah bahan baku, proses pengolahan dan pengemasannya. Bahan baku susu UHT cair segar adalah susu segar yang memiliki mutu tinggi terutama dalam komposisi gizi. Hal ini didukung oleh perlakuan pra panen hingga pasca panen yang terintegrasi. Pakan sapi harus diatur agar bermutu baik dan mengandung zat-zat gizi yang memadai, bebas dari antibiotika dan bahan-bahan toksis lainnya. Dengan demikian, sapi perah akan menghasilkan susu dengan komposisi gizi yang baik. Mutu susu segar juga harus didukung oleh cara pemerahan yang benar termasuk di dalamnya adalah pencegahan kontaminasi fisik dan mikrobiologis dengan sanitasi alat pemerah dan sanitasi pekerja. Susu segar yang baru diperah harus diberli perlakuan dingin termasuk transportasi susu menuju pabrik.

Pengolahan di pabrik untuk mengkonversi susu segar menjadi susu UHT juga harus dilakukan dengan sanitasi yang maksimum yaitu dengan menggunakan alat-alat yang steril dan meminimumkan kontak dengan tangan. Seluruh proses dilakukan secara aseptik.

Susu UHT dikemas secara higienis dengan menggunakan kemasan aseptik multilapis berteknologi canggih, Kemasan multilapis ini kedap udara sehingga bakteri pun tak dapat masuk ke dalamnya. Karena bebas bakteri perusak minuman, maka susu UHT pun tetap segar dan aman untuk dikonsumsi. Selain itu kemasan multilapis susu UHT ini juga kedap cahaya sehingga cahaya ultra violet tak akan mampu menembusnya dengan terlindungnya dari sinar ultra violet maka kesegaran susu UHT pun akan tetap terjaga. Setiap kemasan aseptik multilapis susu UHT disterilisasi satu per satu secara otomatis sebelum diisi dengan susu. Proses tersebut secara otomatis dilakukan hampir tanpa adanya campur tangan manusia sehingga menjamin produk yang sangat higienis dan memenuhi standar kesehatan internasional.

Dengan demikian teknologi UHT dan kemasan aseptic multilapis menjamin susu UHT bebas bakteri dan tahan lama tidak membutuhkan bahan pengawet dan tak perlu disimpan di lemari pendingin hingga 10 bulan setelah diproduksi.

Keunggulan Susu UHT

Kelebihan-kelebihan susu UHT adalah simpannya yang sangat panjang pada susuh kamar yaitu mencapai 6-10 bulan tanpa bahan pengawet dan tidak perlu dimasukkan ke lemari pendingin. Jangka waktu ini lebih lama dari umur simpan produk susu cair lainnya seperti susu pasteurisasi. Selain itu susu UHT merupakan susu yang sangat higienis karena bebas dari seluruh mikroba (patogen/penyebab penyakit dan pembusuk) serta spora sehingga potensi kerusakan mikrobiologis sangat minimal, bahkan hampir tidak ada. Kontak panas yang sangat singkat pada proses UHT menyebabkan mutu sensori (warna, aroma dan rasa khas susu segar) dan mutu zat gizi, relatif tidak berubah.

Proses pengolahan susu cair dengan teknik sterilisasi atau pengolahan menjadi susu bubuk sangat berpengaruh terhadap mutu sensoris dan mutu gizinya terutama vitamin dan protein. Pengolahan susu cair segar menjadi susu UHT sangat sedikit pengaruhnya terhadap kerusakan protein. Di lain pihak kerusakan protein sebesar 30 persen terjadi pada pengolahan susu cair menjadi susu bubuk.

Kerusakan protein pada pengolahan susu dapat berupa terbentuknya pigmen coklat (melanoidin) akibat reaksi Mallard. Reaksi Mallard adalah reaksi pencoklatan non enzimatik yang terjadi antara gula dan protein susu akibat proses pemanasan yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama seperti pada proses pembuatan susu bubuk. Reaksi pencoklatan tersebut menyebabkan menurunnya daya cerna protein.

Proses pemanasan susu dengan suhu tinggi dalam waktu yang cukup lama juga dapat menyebabkan terjadinya rasemisasi asam-asam amino yaitu perubahan konfigurasi asam amino dari bentuk L ke bentuk D. Tubuh manusia umumnya hanya dapat menggunakan asam amino dalam bentuk L. Dengan demikian proses rasemisasi sangat merugikan dari sudut pandang ketersediaan biologis asam-asam amino di dalam tubuh.

Reaksi pencoklatan (Mallard) dan rasemisasi asam amino telah berdampak kepada menurunnya ketersedian lisin pada produk-produk olahan susu. Penurunan ketersediaan lisin pada susu UHT relatif kecil yaitu hanya
mencapai 0-2 persen. Pada susu bubuk penurunannya dapat mencapai 5-10 persen.

Tip Penggunaan Susu UHT :

1. Apabila kemasan susu UHT telah dibuka, maka susu tersebut harus disimpan pada refrigerator.

2. Susu UHT harus dihindarkan dari penyimpanan pada suhu tinggi (di atas 50 derajat Celcius) karena dapat terjadi gelasi yaitu pembentukan gel akibat kerusakan protein.

3. Kerusakan susu UHT sangat mudah dideteksi secara visual, ciri utama yang umum terjadi adalah kemasan menggembung.

Gembungnya kemasan terjadi akibat kebocoran kemasan yang memungkinkan mikroba-mikroba pembusuk
tumbuh dan memfermentasi susu. Fermentasi susu oleh mikroba pembusukmenghasilkan gas CO2 yang menyebabkan gembung.

4. Kerusakan juga ditandai oleh timbulnya bau dan rasa yang masam.

Selain menghasilkan gas, aktivitas fermentasi oleh mikroba pembusuk juga menghasilkan alkohol dan asam-asam organik yang menyebabkan susu menjadi berflavor dan beraroma masam.

5. Hindari mengkonsumsi susu UHT yang telah mengental.

Fermentasi susu oleh bakteri pembusuk juga pembusuk juga menyebabkan koagulasi dan pemecahan protein akibat penurunan pH oleh asam-asam organik. Koagulasi dan pemecahan protein inilah yang menyebabkan tekstur susu rusak yaitu
menjadi pecah dan agak kental.

PT. Tetra Pak Indonesia
Ronny Hendrawan

Sumber : Prof Dr Ir Made Astawan MS, WASPADA Online

Ref : milis asiforbaby

November 11, 2008

Selentingan Seputar Pemberian ASI

Filed under: Article, ASI — 1shop @ 9:41 pm

babyBahwa ASI adalah yang terbaik untuk bayi tentunya kita semua sudah tahu dan memahaminya. Tapi terkadang, lingkungan yang kurang kondusif dapat menyurutkan semangat ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya. Lingkungan ini bisa terdiri dari banyak komponen, bisa dukungan keluarga, dukungan infrastruktur peralatan2 breastfeeding, dukungan gizi yang baik untuk ibu, dukungan lingkungan yang nyaman untuk menyusui, dll.

Belum lagi beredarnya selentingan2 negatif dan mitos yang salah mengenai pemberian ASI kepada bayi. Saya sendiri sempat mengalaminya. Rasanya saya sudah cukup yakin bahwa ASI adalah yang terbaik untuk anak saya, tapi begitu menghadapi selentingan2 negatif, kadang hati sayapun menjadi maju mundur tak tentu.

Tapi tentunya dengan informasi yang cukup akurat, kita sebagai ibu yang cerdas harus bisa menjawab semua selentingan2 itu, dan kembali memperkuat keyakinan bahwa kita mampu memberi yang terbaik untuk sang buah hati, hanya ASI tentunya yang terbaik.

Berikut ini 45 Mitos dan Fakta Seputar ASI

mitos (M) fakta (F)

M : Menyusui menyebabkan payudara kendur.
F : Payudara kendur disebabkan oleh bertambahnya usia dan kehamilan.

M : Payudara yang berukuran kecil, tidak dapat menghasilkan banyak susu.
F : Payudara kecil maupun besar sama-sama dapat menghasilkan banyak susu.

M : Payudara dengan puting terbenam tidak dapat menyusui.
F : Puting terbenam tidak berarti tidak dapat menyusui, karena bayi menyusu pada payudara, bukan pada puting.

M : ASI pertama (yang berwarna kekuningan) tidak baik bagi bayi.
F : ASI pertama (kolostrum) adalah zat terbaik bagi bayi.

M : Kolostrum / ASI pertama adalah susu basi.
F : Kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh dan protein yang sangat kaya.

M : ASI eksklusif berarti tidak boleh memberikan makanan, yang lain boleh.
F : ASI ekslusif berarti hanya memberikan ASI saja, yang lain tidak boleh.

M : ASI eksklusif berarti tidak boleh memberikan susu formula, lainnya boleh.
F : ASI eksklusif berarti hanya boleh memberikan ASI saja, yang lain tidak boleh.

M : ASI eksklusif tidak dapat dilakukan jika ibu bekerja.
F : Ibu bekerja tetap dapat memberikan ASI eksklusif.

M : Hingga usia 6 bulan, ASI saja tidak cukup bagi bayi.
F : Semua kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan terpenuhi oleh ASI saja.

M : Pisang dapat menyembuhkan diare pada bayi.
F : Makanan padat tidak dapat diolah oleh usus bayi hingga usia 6 bulan.

M : Pisang dapat membersihkan usus bayi.
F : Pisang tidak dapat membersihkan usus bayi melainkan merusak, karena usus bayi belum sanggup mengolah makanan hingga usia 6 bulan.

M : Susu formula sama baiknya dengan ASI.
F : Tidak ada cairan lain apapun yang dapat menggantikan ASI.

M : Susu formula membuat bayi lebih sehat.
F : Hanya jika diberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan yang membuat bayi lebih sehat.

M : Untuk perkembangan otak, susu formula lebih baik daripada ASI.
F : ASI mengandung AA/DHA yang sangat penting bagi pertumbuhan otak.

M : Kombinasi ASI dan formula adalah yang terbaik bagi bayi.
F : Yang terbaik bagi bayi hingga usia 6 bulan adalah hanya menerima ASI saja.

M : Jika ASI belum atau tidak lancar dapat digantikan dengan susu formula.
F : Jika ASI belum atau tidak lancar, bayi masih memiliki daya tahan tubuh (tidak akan kelaparan) hingga 2×24 jam sejak lahir, yang dibawa sejak dalam kandungan.

M : Jika ASI belum keluar, tidak ada gunanya menyusui bayi.
F : Jika ASI belum atau tidak lancar, bayi masih memiliki daya tahan tubuh (tidak akan kelaparan) hingga 2×24 jam sejak lahir, yang dibawa sejak dalam kandungan.

M : Sementara ASI belum keluar, bayi dapat diberikan susu formula atau madu.
F : Pemberian makanan lain selain ASI meningkatkan risiko terganggunya usus bayi yang masih belum siap.

M : Agar bayi tidak kuning dan tidak demam, dapat diberi makanan atau minuman lain sebelum ASI keluar.
F : Bayi yang kuning harus banyak menerima sinar matahari pagi dan lebih sering diberi ASI.

M : Jika bayi terus menangis berati ASI-nya kurang.
F : Bayi menangis belum tentu lapar.

M : Ibu yang banyak minum susu, akan menghasilkan banyak ASI.
F : Banyaknya ASI yang dihasilkan tidak dipengaruhi oleh makanan atau minuman yang dikonsumsi ibu. Semakin sering bayi menyusu semakin banyak ASI yang dihasilkan.

M : Agar menghasilkan banyak ASI, Ibu harus banyak makan sayuran.
F : Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak ASI yang dihasilkan.

M : Jika ibu sakit, bayi akan tertular melalui ASI.
F : Ketika sakita, tubuh ibu membuat zat kekebalan tubuh yang juga disalurkan kepada bayi melalui ASI sehingga bayi tidak akan sakit.

M : Ibu yang kurang vitamin tidak dapat menyusui bayinya.
F : Ibu yang kurus sekalipun tetap dapat menghasilkan banyak ASI asalkan sering menyusui.

M : Menyusui tidak boleh dilakukan sambil berbaring.
F : Menyusui dapat dilakukan sambil berdiri, duduk ataupun berbaring.

M : Bayi yang sedang sakit tidak boleh disusui.
F : Bayi yang sedang sakit harus lebih sering diberi ASI.

M : Pemberian air kepada bayi baru lahir hingga usia 6 bulan tidak akan merugikan.
F : Pemberian air kepada bayi baru lahir hingga usia 6 bulan hanya akan memenuhi perut bayi sehingga mengurangi ruang untuk ASI yang sangat dibutuhkan bayi.

M : Bayi baru lahir perlu diberikan air teh agar memiliki tenaga.
F : Pemberian air teh kepada bayi baru lahir hingga usia 6 bulan hanya akan memenuhi perut bayi sehingga mengurangi ruang untuk ASI yang sangat dibutuhkan bayi.

M : Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk dapat menyusui bayi.
F : Kecuali dalam situasi darurat, ibu yang baru melahirkan mampu menyusui bayinya segera, memeluk dan menyusui bayi adalah penghilang sakit dan rasa lelah ibu.

M : Bayi baru lahir tidak dapat menyusu sendiri.
F : Bayi memiliki naluri kuat untuk mencari puting dalam satu jam pertama setelah lahir.

M : ASI belum keluar pada hari pertama setelah melahirkan.
F : Meskipun tidak terasa, kolostrum (ASI pertama), akan keluar langsung setelah kelahiran. Jumlahnya sedikit, tapi cukup untuk kebutuhan bayi.

M : Tidak ada gunanya menyusui bayi sejak kelahirannya.
F : Kolostrum adalah cairan yang kaya dengan zat kekebalan tubuh dan zat penting lain yang harus dimiliki bayi. Bayi yang menyusui langsung akan merangsang ASI cepat keluar.

M : Bayi harus dibungkus dan dihangatkan dibawah lampu selama dua jam setelah lahir.
F : Bayi bukan anak ayam. Kehangatan terbaik bagi bayi diperoleh melalui kontak kulit bayi ke kulit ibu, karena kehangatan tubuh ibu dapat menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Kontak kulit bayi ke kulit ibu membuat ASI semakin cepat keluar.

M : ASI pertama/kolostrum sangat sedikit, sehingga bayi lapar dan menangis.
F : ASI pertama memang sedikit, tapi cukup untuk memenuhi perut bayi yang hanya dapat diisi sebanyak 4 sendok teh.

M : Bayi menangis, pasti karena lapar.
F : Bayi menangis bisa diakibatkan karena merasa tidak nyaman, merasa tidak aman, merasa sakit, dan sebagainya, belum tentu lapar.

M : Bayi menangis karena lapar perlu diberi makanan atau minuman lain.
F : Jika bayi lapar, beri ASI lagi. Sering-sering diberi ASI tidak akan membuat bayi lapar.

M : ASI yang penting hanyalah cairan yang berwarna putih.
F : Kolostrum/ASI pertama (kekuningan/tidak berwarna) adalah ASI yang paling penting untuk memberikan kekebalan kepada bayi. ASI yang berwarna putih adalah yang paling penting untuk kebutuhan bayi sampai 6 bulan pertama.

M : Bayi kedinginan sehingga perlu dibedong.
F : Bayi baru lahir memang mudah kedinginan, sehingga perlu dipeluk kontak kulit ke kulit, diberi topi, lalu ibu bersama bayi diselimuti. Bedong bayi terlalu ketat akan membuatnya lebih kedinginan.

M : Kurang tersedia tenaga kesehatan sehingga bayi tidak dapat dibiarkan menyusu sendiri.
F : Suami atau anggota keluarga ibu dapat membantu Inisiasi Menyusu Dini.

M : Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk sehingga bayi perlu segera dipisah dari ibunya.
F : Sementara sibuk, ibu bisa melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

M : Ibu harus dijahit sehingga bayi perlu segera dipisah dari ibunya.
F : Sementara dijahit, ibu tetap dapat melaksanakan IMD.

M : Bayi perlu diberikan suntikan vitamin K dan tetes mata segera setelah lahir.
F : Benar, tapi dapat ditunda selama 1 jam hingga bayi selesai menyusu awal.

M : Bayi harus segera dibersihkan setelah lahir.
F : Ditunda 1 jam tidak akan mengubah berat dan tinggi bayi.

M : Tenaga kesehatan belum sependapat tentang pentingnya memberi kesempatan IMD pada bayi yang lahir dengan operasi caesar.
F : Mungkin, tapi adalah tugas orangtua untuk membela hak sang bayi. Tenaga kesehatan dapat diberi penjelasan, dan suami atau anggota keluarga dapat membujuk agar bayi dibiarkan untuk IMD.

M : Ibu belum bisa duduk/duduk miring untuk memberikan ASI.
F : Siapa yang mengharuskan duduk? Bayi dapat menyusu pada saat tengkuran di dada ibu.(ING)

Ref : http://www.kompas.com/

November 6, 2008

Nyamannya Bantal Menyusui

Filed under: ASI, Bayi — 1shop @ 8:30 pm

Hunting perlengkapan setelah melahirkan memang jadi acara yang ditunggu-tunggu ibu hamil. Menginjak usia kehamilan 7 bulan, cihui!, saya mulai rajin cari daftar belanja buat ibu hamil. Anak pertama gitu dyeeeh…

Kebetulan saat itu temen SMA juga sedang hamil, dan kebetulan juga jarak kehamilan kami hanya beda dua minggu. Hohoho, mulai deh, bumil hunting bareng. Kalap tepatnya. Tapi dasar ‘budak’ IT, kita cari perlengkapan internet ga hanya di pasar, tapi malah lebih banyak menjelajah dunia maya. Saya mulai nimbun perlengkapan standar kayak baju bayi, popok, celana pop, dll. Hohoho. Aman.

Hingga teman saya itu menemukan BANTAL MENYUSUI (nursing pillow Renata sebagai salah satu perlengkapan yang MUST HAVE. Tertarik? Belom tuh. Hem.. saya lirik harganya yang ratusan ribu. Males deh. Bantal biasa  aja dah cukup. Bayi kecil gitu ga berat-berat amat nggegendongnya.

Seindah gambar ini

Gambar diambil dari sini

Tring.
Si Bayi cantik itu lahir (eh,, sebenernya ga pake “tring” ding, pake mules-mules, n remes-remes tangan ayahnya ber jam-jam sampe keriting tuh)
Mungil, putih, dan menawan.

Dan mulailah hari-hari pertama sebagai ibu.

Apa gerangan yang terjadi?

Uh oh. Jahitan, sodara-sodara.
Tau kan, kalo melahirkan normal, biasanya bagian yang “satu itu” bakal diobras sama bu dokter? Auuuwww, berdiri cemas, duduk tak nyaman. Namanya juga baru pertama kali. Serba ngeri.

Dan gambaran saya tentang menyusui jadi tak seindah dan semudah kemarin.
Saya tidak bisa menyilang kaki untuk menopang tubuh saat menyusui Qia (hwee..ngubah posisi duduk aja harus pelan-pelan, kebayang kalo bret bret bret!)
Kalo saya duduk bersandar, tetap aja rasanya punggung hingga pinggang tidak ada yang menopang. Jadinya pegel. Oya, ngomong-ngomong, si bayi memang mungil dan ringan sih. Pada menit-menit pertama ga terasa apa-apa. Tapi coba deh, setelah 10 menit, 15 menit.. aarggghh…kram!

Hahahaha.
Konyol kalo inget betapa paranoidnya saya dengan jahitan setelah melahirkan.
Dan akhirnya, setelah satu bulan, saya menyerah, dan memesan bantal menyusui.

Ternyata sangat membantu.
Bantalnya bisa menyangga badannya Qia, jadi saya ga ngerasa berat saat menggendongnya, hingga sekarang BB Qia sudah mencapai 8 kilo pun , jika dia menyusui dari bantal itu, saya tidak merasakan beratnya. Qianya juga kayaknya nyaman banget tiduran di bantal itu. Trus, bantal yang melingkar hingga ke pinggang ternyata berfungsi menyangga badan saya. Jadinya ga perlu sandaran pun, punggung dan pinggang ga jadi pegel.

Saya jadi ingat hari-hari pertama setelah Qia lahir.
Andai sejak waktu itu saya memakai bantal menyusui Renata.
Tentu saya ga pusing dengan posisi duduk yang serba salah karena jahitan yang bikin parno.

Blog di WordPress.com.